Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Pengamat Satu Ini Punya Komentar Menarik: Tidak Tertarik Siapa Pelatih Timnas Indonesia, Benahi Fundamental Sepak Bola Terlebih Dulu

Pengamat Satu Ini Punya Komentar Menarik: Tidak Tertarik Siapa Pelatih Timnas Indonesia, Benahi Fundamental Sepak Bola Terlebih Dulu

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-30 09:30:03
Dilihat:3 Pujian
Pemain Timnas Indonesia, Rizky Ridho berpose di samping foto karya pewarta foto  Bagaskara Lazuardi dalam pameran foto Media Cup 2025 yang bertema

Jakarta - Kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 menjadi momentum bagi PSSI selaku federasi sepak bola nasional untuk melakukan evaluasi dan pembenahan menyeluruh.

Timnas Indonesia baru saja mengubur mimpi tampil di Piala Dunia 2026. Tim berjulukan Garuda itu tersingkir dari perburuan tiket menuju turnamen akbar empat tahunan tersebut.

Pada putaran keempat Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Timnas Indonesia dua kali keok melawan Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Hasil itu menempatkan Garuda finis di posisi buncit dengan tanpa poin.

Pelatih sepak bola nasional, Rasiman, menilai sepak bola Indonesia kudu dibangun dengan fondasi yang kuat sebelum berbicara di level dunia. Jika tidak, tentu akan sulit untuk merealisasikan target sesuai harapan.

 

 


Fundamental Sepak Bola Harus Dibenahi

Skuad Garuda masih berstatus tanpa pelatih, setelah PSSI memutus kerja sama dengan Patrick Kluivert beserta jajaran stafnya. Arsitek Belanda itu terdepak karena gagal membawa Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.

Patrick Kluivert hanya bertahan selama sembilan bulan di skuad Merah-Putih. Ketika itu, dia datang menggantikan peran Shin Tae-yong yang dipecat dua hari sebelumnya pada awal Januari lalu.

"Saya jujur tidak terlalu interest siapapun yang jadi pelatih tim nasional selama fundamental sepak bolanya enggak dibenahi, karena itu yang menjadi titik pokok sepak bola Indonesia itu fundamentalnya. Harus kuat," ujar Rasiman kepada Rabu (29/10/2025).

"Nah, kita kan enggak. Kita mau seolah-olah ini pohon mangga enggak berbuah, kita ambil mangga yang lainnya yang sudah buah, kita cangkokin lalu sambung. Besoknya mangganya buah, tapi ketika kena angin roboh. Karena memang akarnya enggak kuat," lanjutnya.

 

 

 

 


Belum Tentu Lolos

Shin Tae-yong mencoba untuk tetap santai meski sedang dalam tekanan setelah Timnas Indonesia dibantai Timnas Jepang 0-4 pada Kamis (15/11/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Banyak yang menganggap pergantian Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert di tengah turnamen merupakan sebuah blunder yang dilakukan PSSI. Rasiman memiliki pandangan tersendiri mengenai keputusan federasi pimpinan Erick Thohir tersebut.

"Shin Tae-yong saya rasa akan menemukan kesulitan yang sama. Sekarang sialnya Kluivert, dia yang ikut gagal. Shin kan enggak ikut gagal tapi dia juga perlu waktu yang sangat lama," kata Rasiman.

"Bahkan Shin bawa tim U-23 juga belum pernah menang SEA Games, itu perlu dicatat dan coach Indra Sjafri lebih baik dari Shin di area itu. Yang saya sampaikan ini fakta, saya tidak suka Shin Tae-yong, tidak suka Patrick. Netral saja."

"Ini proses jangka panjang. Celakanya ini semuanya baru, gonta ganti masuk pemain. Kita main 11-11 bukan mengumpulkan 11 pemain untuk main bareng. Kita football team bukan team players, artinya bagaimana membuat pemain di lapangan menjadi satu, itu kan yang paling susah," sambungnya.

 


Berpengalaman, tetapi...

Rasiman resmi ditunjuk menjadi pelatih interim Persis Solo (Dok. Persis Solo)

Direktur akademi Persis Solo itu menyebut Timnas Indonesia era Patrick Kluivert sebetulnya memiliki tim kepelatihan yang cukup baik. Di sana ada asisten pelatih berpengalaman seperti Denny Landzaat, Alex Pastoor, hingga Gerard Vanenburg.

"Mereka bahkan pernah jadi head coach di Liga Belanda. Jadi kalau ngomong kapasitas pelatih sebetulnya bukan itu yang jadi soal. Yang jadi masalah, mereka itu kan lebih banyak di Belanda daripada di Indonesia," ucap Rasiman.

"Sementara Liga Indonesia jalan, terus gimana cara sistem monitoringnya? Berarti ada orang lagi yang mengerjakan memberikan input ke Patrick dan teman-teman. Itu yang sebetulnya enggak boleh."

"Mereka harus menunggu pertandingan, melihat potensi di liga kita. Jadi persoalan liga kita sekarang sudah menggunakan pemain asing cukup masif. Sehingga kesempatan putra-putra bangsa ini untuk ikut berpartisipasi di tim nasional menipis," pungkasnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}