Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Rochi Putiray: Membangun Timnas Indonesia Tidak Bisa Instan, Butuh Orang Jujur!

Rochi Putiray: Membangun Timnas Indonesia Tidak Bisa Instan, Butuh Orang Jujur!

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-25 12:30:03
Dilihat:11 Pujian
Timnas Indonesia logo. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Jakarta Striker legendaris Timnas Indonesia, Rochi Putiray menyoroti keputusan PSSI yang memberhentikan Patrick Kluivert dan semua stafnya. Kluivert resmi dipecat buntut kegagalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.

Kebersamaan Patrick Kluivert dan Timnas Indonesia berjalan cukup singkat. Sebab, ia baru digaet oleh PSSI pada awal Januari 2025 untuk menggantikan posisi Shin Tae-yong.

Patrick Kluivert telah menjalani delapan pertandingan bersama Timnas Indonesia di semua ajang. Dalam delapan pertandingan itu rapor Patrick Kluivert terbilang miris, yakni tiga kali menang, satu kali imbang, dan empat kali kalah.

Kemenangan Timnas Indonesia era Kluivert diraih saat menang 1-0 atas Bahrain dan China di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, serta 6-0 atas Chinese Taipei dalam laga uji coba awal September lalu.

Puncaknya adalah dua pertandingan krusial di Jeddah, saat kalah dari Arab Saudi dan Irak pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia, memaksa PSSI mengakhiri kerja sama dengan Kluivert dan kawan-kawannya.


Semua Ada Prosesnya

Indonesia unggul lebih dulu pada menit ke-11 lewat eksekusi penalti yang sempurna Kevin Diks. Tampak dalam foto, pemain Indonesia, Kevin Diks (kanan) merayakan gol pada pertandingan pertama Grup B Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Arab Saudi di Stadion Alinma Bank, King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Rabu 8 Oktober 2025 waktu setempat atau Kamis (9/10/2025) dini hari WIB. (AP Photo)

Baru-baru ini, Rochi Putiray diundang sebagai bintang tamu di Nusantara TV. Ia menjadi salah satu pengamat dalam acara bertema "Terganjal Piala Dunia, ke Mana Arah Timnas?".

Diakui pria asal Maluku tersebut, bahwa Timnas Indonesia masih belum lepas dari budaya instan, terutama dari segi pemberdayaan seorang pelatih. Sebelum masa waktu 10 bulan Patrick Kluivert bekerja memimpin skuad Garuda, lebih dulu diawali oleh Shin Tae-yong.

Shin Tae-yong bekerja mulai dari tahun 2020 hingga digantikan Kluivert di awal tahun 2025. Beberapa pencapaian ditorehkan Timnas Indonesia saat era STY, namun digantikan di tengah jalan oleh pelatih lain.

"Sekarang bagaimana bisa Shin Tae-yong untuk bikin kita naik dari peringkat bawah sampai mendekati 100 itu butuh 3 sampai 4 tahun. Oke, terus bagaimana Patrick cuma dengan 3 bulan sampai 6 bulan, dan dalam dua pertandingan bisa bikin kita lolos Piala Dunia," kata Rochi Putiray.


Butuh Adaptasi

Para pemain Timnas Indonesia berpose untuk foto bersama sebelum pertandingan babak keempat Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Irak dan Indonesia di Stadion Alinma Bank, King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (12-10-2025) dini hari WIB. (Foto AP/Ali Issa)

Rochi Putiray tak menampik bahwa tidak ada yang mustahil di sepak bola. Namun demikian, pengalamannya sebagai mantan pemain, menjelaskan bahwa pentingnya adaptasi dengan sebuah tim, apalagi seorang pelatih.

"Maksudnya dengan apa yang saya alami sebagai pemain bola, satu hal yang paling susah diatasi seorang pemain bola itu adaptasi," lanjut pria 59 tahun.

Sehebat apapun pelatih walaupun dia pegang dalam kurun waktu 6 bulan sampai 1 tahun itu tidak bisa menghasilkan tim yang luar biasa," tegas pria yang pernah menjebol gawang AC Milan dua kali itu.

 


Harapan Besar

Sampai saat ini siapa sosok yang akan menggantikan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia masih belum diketahui. Meski sudah muncul beberapa nama yang dirumorkan bakal menjadi nahkoda baru di Skuad Garuda.

"Dengan pergantian pelatih konsekuensi itu saya pikir pengurus juga sudah tahu. Pengurus sudah lihat itu. Hasil baik buruknya mereka sudah tahu. Jadi untuk pergantian pelatih juga mereka sudah tahu," lanjut Rochi.

"Jadi saya pikir untuk ke depan, yang kita butuhkan bukan orang pintar di sepak bola, tapi orang jujur. Orang yang punya hati bagaimana kita mau juara, bagaimana kita mau prestasi," tandasnya.

Sumber: Nusantara TV

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}