Jakarta Di balik gemerlapnya duel antara Malut United menghadapi Bali United di Stadion Kie Raha Ternate dalam pekan kedua BRI Super League 2025/2026 pada Jumat malam (15/8/2026), ada juru racik strategi yang juga ikut bertarung dari pinggir lapangan.
Di Bali United, ada Johnny Jansen yang mengubah total gaya permainan Bali United sepeninggal Stefano Cugurra. Sedangkan Malut United mengandalkan Hendri Susilo yang meneruskan perjuangan Imran Nahumarury sebagai satu-satunya pelatih lokal di tengah gempuran pelatih asing musim ini.
Dengan skuad mentereng, Hendri Susilo bisa menjadikan Malut United salah satu klub berbahaya musim ini. Meskipun bisa saja ada anggapan sebelah mata terkait kemampuan Hendri Susilo, toh ia mampu membuktikannya di pekan perdana dengan mengalahkan Dewa United dengan skor 1-3.
Skema yang diterapkan Hendri Susilo dengan mengandalkan transisi cepat, terbukti ampuh. Ia cukup melihat potensi dari pemain Laskar Kie Raha yang memiliki kecepatan dan daya gedor mumpuni seperti Yakob dan Yance Sayuri, Ciro Alves, dan David Da Silva.
Pelatih Terbaik
Ia juga bisa menempatkan Tyrone Del Pino di lini tengah dengan baik. Kemenangan ini pun berbuah predikat pelatih terbaik pekan pertama BRI Super League 2025/2026.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas penghargaan ini. Tak pernah terpikirkan sebelumnya bisa mendapatkan penghargaan ini, saya terkejut. Terima kasih I-League. Namun, yang paling utama bukan soal penghargaannya, melainkan bagaimana tim bisa bermain dengan baik di lapangan," ujar Hendri seperti disadur dari situs resmi Malut United.
"Saya termotivasi untuk membawa tim lebih baik lagi. Seluruh staf pelatih, bersama pemain dan manajemen pasti bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga besar Malut United," tambahnya.
Pembuktian Johnny Jansen
Lalu bagaimana dengan Bali United? Johnny Jansen datang dengan skema dan filosofi sepak bola yang berbeda. Musim ini, Bali United lebih menyerang dibanding musim sebelumnya.
Johnny Jansen juga lebih percaya dengan pemain muda. Contoh nyata adalah saat Bali United ditahan imbang Persik Kediri. 26 peluang dihasilkan Boris Kopitovoic dkk dengan tujuh kali mengarah ke gawang.
Jika saja Leonardo Navacchio tidak tampil impresif, bisa saja kemenangan lebih dari 3 gol tercipta untuk Bali United. Saat melawan Malut United nanti, Johnny jansen juga tidak mau hanya mengandalkan pola bertahan di kandang lawan.
Adu Strategi
Dengan tegas, pelatih berusia 50 tahun tersebut ingin tampil menyerang sejak menit pertama di tengah pola permainan Malut United yang apik dalam transisi serta penguasaan bola. Ini bisa menjadi misi bunuh diri untuk Bali United.
“Saat melawan Persik, kami bisa menguasai pertandingan dan banyak mencetak peluang. Mungkin ini akan menjadi kekuatan kami saat melawan Malut. Hal ini akan kami lakukan kembali. Saya tahu, transisi permainan Malut United cepat dan cukup bagus,” bebernya.
“Kami juga perlu melakukan fast defense dan tidak boleh dengan gampang kehilangan bola. Mungkin kami akan sedikit lebih melakukan skema compact defense untuk mengantisipasi kecepatan dan transisi mereka,” tutupnya.