
Surabaya - Persebaya Surabaya sudah melewati tiga pertandingan terakhir tanpa kemenangan di BRI Super League 2025/2026. Kini, mulai muncul ancaman dari suporter Bonek untuk klub.
Terdekat, Tim Bajul Ijo akan menjamu Persis Solo pada pekan ke-11 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (2/11/2025). Muncul suara dari Bonek akan memboikot laga itu dengan mengosongkan stadion.
Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Perez, seperti biasa memilih cuek dengan situasi yang mengancam nasibnya itu.
“Saya tidak tahu. Saya tidak tahu,” ungkap Perez setelah memimpin sesi latihan di Lapangan C kompleks Stadion GBT, Surabaya, Rabu (29/10/2025) pagi WIB.
Dibanjiri Komentar Miring

Tiga laga tanpa kemenangan tentu mengkhawatirkan untuk tim sekelas Persebaya yang kerap berkoar menarget papan atas. Tim asal Kota Pahlawan itu sempat bermain dengan hasil seri 1-1 saat melawat ke markas Dewa United, Minggu (26/9/2025).
Itu berlanjut pada kekalahan 1-3 saat menjamu Persija Jakarta (18/10/2025). Lalu, mereka bertanding dengan skor kacamata di kandang PSBS Biak pada pekan lalu (24/10/2025).
Banyak komentar miring mengarah kepada skuad Persebaya di media sosial. Secara permainan tim, Bruno Moreira dkk. tidak menunjukkan hasrat untuk meraih tiga poin dalam tiga laga beruntun itu.
Ditambah lagi, Persebaya diganjar empat kartu merah hanya dalam tiga pertandingan saja. Artinya, ada yang salah dalam permainan tim sampai memaksa mereka menuntaskan setiap laga tanpa 11 pemain.
Fokus Bekerja

Eduardo Perez sebagai arsitek Persebaya tidak terlalu mempedulikan kritik yang datang dari Bonek. Dia mengaku ingin fokus bekerja meski belum terlihat hasil perbaikan di atas lapangan.
“Saya menghormati, tentu saja, semua pendapat. Saya tidak membaca apa pun. Jadi saya fokus pada pekerjaan saya. Saya bekerja untuk Persebaya 24 jam. Saya tidak punya waktu untuk membaca apa pun,” ucapnya.
Saat ini, Persebaya berada di posisi ke-10 klasemen sementara dengan raihan 11 poin dalam delapan laga. Mereka masih belum tampil konsisten dengan meraih tiga menang, dua seri, dan tiga kalah.
